Minggu, 20 Mei 2012

Benzema : Dipuji karena taat beribadah

MADRID — Ketaatan Benzema terhadap ajaran agama Islam memang layak ditiru. Janji yang diucapkan pemain terbaik Ligue 1 Prancis pada 2008 itu selalu berusaha ditepatinya. Tidak terkecuali, saat dia kecil pernah mengucapkan sumpah kepada ibunya bahwa suatu saat ingin bermain bermain di Santiago Bernabeu. Berkat skill istimewa, dan doa ibunya, sekarang mimpi itu terwujud. “Bergabung bersama Real Madrid impian terpendam saya. Mimpi yang datang mendekat sedikit demi sedikit,” kata dia. Benzema bersyukur bisa mnjadi bagian dari skuat historis Madrid. “Saya suka warna putih, stadion, suasana yang ada di sekitar Bernabeu.” Publik bola di Spanyol memuji kepribadiannya. Itu lantaran dia masuk dalam jajaran pesepakbola Muslim yang taat menjalankan agama, namun tetap mampu menampilkan permainan terbaik di lapangan. Hal itu menjadikannya sebagai sosok teladan untuk memotivasi umat Muslim di Eropa, khususnya Spanyol agar tetap berpuasa meski beraktivitas. Sebelum menjejakkan kakinya di lapangan, Benzema sering berhenti sebentar di tepi lapangan untuk berdoa. Dia juga sering merayakan gol dengan mengangkat tangan sembari matanya menatap ke atas sebagai wujud permohonan rasa syukur kepada Allah SWT.

Jumat, 24 Februari 2012

KOPI LUWAK ALA KEBERNI GAYO



Ne kopi luwak produksi dataran tinggi gayo,,,,
Aduuuh nikmatnya menikmati secangkir kopi di akhir pekan ini,,,,,,

Rabu, 22 Februari 2012

ayat-ayat dan hadist tentang kejujuran

ayat-ayat dan hadist tentang kejujuran

يآ أَيُّهاَ الَّذِيْنَ آمَنُوْا إِنْ جآءَكُمْ فاَسِقٌ بِنَبَأٍ فَتَبَيَّنُوْا أَنْ تُصِيْبُوْا قَوْماً بِجَهاَلَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلَى ماَ فَعَلْتُمْ ناَدِمِيْنَ
“Hai orang2 yg beriman jika datang kepada kalian orang fasik membawa suatu berita mk periksalah dgn teliti agar kalian tdk menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaan yg menyebabkan kalian menyesal dgn perbuatan itu.”
Penjelasan Ayat
Asy-Syaikh As-Sa’di rahimahullah berkata: “ termasuk adab yg sepantas diamalkan bagi orang yg berakal. Yakni apabila ada seorang yg fasiq mengabarkan suatu berita agar mengecek berita jangan begitu saja mengambilnya. Sebab yg demikian ini bisa menyebabkan bahaya besar dan menjatuhkan ke dlm dosa. Karena apabila berita disejajarkan dgn kedudukan berita seorang yg adil dan jujur lalu menghukumi berdasarkan konsekuensi mk akan terjadi kerugian jiwa dan harta tanpa hak dgn sebab berita tersebut sehingga menyebabkan penyesalan. Yang wajib dlm menyikapi berita seorang yg fasiq adl meneliti dan mencari kejelasan. Apabila ada penguat yg menunjukkan kebenaran mk diamalkan dan dibenarkan. Dan apabila yg menunjukkan kedustaan mk didustakan dan tdk diamalkan. mk di dlm terdapat dalil tentang diterima berita seorang yg jujur dan berita pendusta adl tertolak sedangkan berita seorang yg fasiq disikapi tawaqquf sebagaimana yg telah kita jelaskan. Oleh karena para ulama salaf menerima banyak riwayat dari Khawarij yg dikenal kejujuran walaupun mereka termasuk orang2 yg fasiq.”

spermatogenesis


                                            PATOFISIOLOGI  REPRODUKSI, FERTILITAS
                                                                                      dan
                                                                      ANALISIS SPERMA

                                                                       


Sperma

Gametogenesis
            Setiap makhluk hidup mempunyai kemampuan utuk bereproduksi. Kelestarian suatu organisme diukur semata-mata dari kemampuannya untukmenggantikan dirinya sendiri dengan keturunan yang sehat dan subur. Pada makhluk hidup yang bereproduksi secara generatif atau seksual, awal kemampuan reproduksi ditandai sejak di dalam organ kelamin tersebut mengalami proses gametogenesis. Gametogenesis adalah proses pembentukan sel kelamin atau gamet. Gametogenesis merupakan suatu cara yang erat hubungannya dengan pembelahan meiosis yang berfungsi untuk mempersiapkan sel kelamin yang berguna untuk menjaga kelangsungan hidup. Proses ini pada hewan jantan terjadi si dalam testis dan di dalam ovarium pada hewan betina.

2.2 Spermatogenesis
            Spermatogenesis merupakan peralihan dari bakal sel kelamin yang aktif membelah ke sperma yang masak serta menyangkut berbagai macam perubahan struktur yang berlangsung secara berurutan. Spermatogenesis berlangsung pada tubulus seminiferus dan diatur oleh hormone gonadtotropin dan testosterone (Yatim, 1990).
Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu (Yatim, 1990):
1.Spermatocytogenesis
Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi spermatosit primer. Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi (membelah) dengan cara mitosis. Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang menjadi spermatosit primer. Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.

2. Tahapan Meiois
Spermatosit I (primer) menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera mengalami meiosis I yang kemudian diikuti dengan meiosis II.
Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah, tapi masih berhubungan sesame lewat suatu jembatan (Interceluler bridge). Apabila dibandingkan dengan spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang gelap.

3. Tahapan Spermiogenesis
Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase yaitu fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa masak. Dua spermatozoa akan membawa kromosom penentu jenis kelamin wanita “X”. Apabila salah satu dari spermatozoa ini bersatu dengan ovum, maka pola sel somatik manusia yang 23 pasang kromosom itu akan dipertahankan. Spermatozoa masak terdiri dari :
    1. Kepala (caput), tidak hanya mengandung inti (nukleus) dengan kromosom dan bahan genetiknya, tetapi juga ditutup oleh akrosom yang mengandung enzim hialuronidase yang mempermudah fertilisasi ovum.
    2. Leher (servix), menghubungkan kepala dengan badan.
    3. Badan (corpus), bertanggungjawab untuk memproduksi tenaga yang dibutuhkan untuk motilitas.
    4. Ekor (cauda), berfungsi untuk mendorong spermatozoa masak ke dalam vas defern dan ductus ejakulotorius.

http://ilmukeperawatan.files.wordpress.com/2008/06/gametogenesis1.jpg?w=258&h=300

Gambar 1. Spermatogenesis

2.3 Oogenesis
            Oogenesis merupakan proses pematangan ovum di dalam ovarium. Tidak seperti spermatogenesis yang dapat menghasilkan jutaan spermatozoa dalam waktu yang bersamaan, oogenesis hanya mampu menghasilkan satu ovum matang sekali waktu (Carlson, 1999).
            Proses oogenesis ialah sebagai berikut (Campbell, 2004):
1. Oogonium yang merupakan prekursor dari ovum tertutup dalam folikel di ovarium.
2. Oogonium berubah menjadi oosit primer, yang memiliki 46 kromosom. Oosit primer melakukan meiosis , yang menghasilkan dua sel anak yang ukurannya tidak sama.
3. Sel anak yang lebih besar adalah oosit sekunder yang bersifat haploid. Ukurannya dapat mencapai ribuan kali lebih besar dari yang lain karena berisi lebih banyak sitoplasma dari oosit primer.
4. Sel anak yang lebih kecil disebut badan polar pertama yang kemudian membelah lagi.
5. Oosit sekunder meninggalkan folikel ovarium menuju tuba Fallopi. Apabila oosit sekunder difertilisasi, maka akan mengalami pembelahan meiosis yang kedua . begitu pula dengan badan polar pertama membelah menjadi dua badan polar kedua yang akhirnya mengalami degenerasi. Namun apabila tidak terjadi fertilisasi, menstruasi dengan cepat akan terjadi dan siklus oogenesis diulang kembali.
6. Selama pemebelahan meiosis kedua, oosit sekunder menjadi bersifat haploid dengan 23 kromosom dan selanjutnya disebut dengan ootid. Ketika inti nukleus sperma dan ovum siap melebur menjadi satu, saat itu juga ootid kemudian mencapai perkembangan finalnya menjadi ovum yang matang.
7. Kedua sel haploid (sperma dan ovum) bersatu membentuk sel zygot yang bersifat dipoid (2n).

Gambar 2. Oogenesis


Macam-macam Abnormalitas Sperma
a. Contoh-contoh abnormalitas sperma berdasarkan jumlahnya (Fertility-Docs, 2009) :
·  Polyzoospermia: tingginya konsentrasi cairan sperma
·  Oligozoospermia: jumlah sperma kurang dari 20 juta/ml
·  Hypospermia: volume cairan semen kurang dari 1,5 ml
·  Hyperspermia: volume cairan semen melebihi 5,5 ml
·  Aspermia: tidak memiliki cairan semen
·  Pyospermia: terdapat leukocytes (sel yang merusak) pada cairan semen
·  Hematospermia: terdapat sel darah merah pada cairan semen
·  Asthenozoospermia: pergerakan sel kurang dari 40%
·  Teratozoospermia: lebih dari 40% menunjukkan pergerakan sel sperma yang tidak aktif
·  Necrozoospermia: banyak sel sperma yang dihasilkan mengalami kematian
·  Oligoasthenozoospermia: pergerakan dan kepadatan yang ditunjukkan sperma kurang dari  8 juta sperm/ml

b. Contoh-contoh abnormalitas sperma berdasarkan bentuknya :



·      Kepala sperma yang Abnormal
     Banyak perbedaan yang terjadi pada kepala sperma yang abnormal. Contohnya adalah Macrocephalic yaitu kepala sperma yang terlalu besar, Microcephalic yaitu kepala sperma yang terlalu kecil, teardrop shape yaitu bentuk kepala sperma yang terlalu meruncing, serta terbentuknya lebih dari satu kepala sperma.
·      Ekor Sperma yang Abnormal
     Terjadinya penggulungan dan pembengkokan ekor sperma terkadang terjadi. Kerusakan ekor sperma yang terjadi jika melebihi setengahnya sudah dapat diketegorikan abnormal. Selain itu, ekor sperma yang abnormal dapa dikatakan jika ekor yang terbentuk lebih dari satu. Kejadian yang terjadi dapat sampai empat ekor. Sitoplasma yang menetes di sepanjang ekor sperma dapat mengindikasikan bahwa sperma tersebut tidak mengalami dewasa.

Proses Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses meleburnya sel gamet jantan (sel sperma) dan sel gamet betina (ovum/sel telur). Pada waktu sperma mendekati permukaan telur terjadi reaksi akromosom. Pada sejumlah spesies terbentuklah satu atau lebih filamen akrosom yang menembus membran vitellina. Enzim-enzim yang dimiliki oleh akrosom akan dikeluarkan, yang berfungsi untuk merusak membran sel telur. Jika sel sperma menyentuh permukaan sel telur, membran secara otomatis akan rusak sehingga terbentuk jalan bagi sperma masuk ke dalam sitoplasma telur. Ekor sperma tersebut dapat tertinggal di luar.  Reaksi kortikal terjadi pada permukaan sel telur diperistiwa ini, yang menyebabkan terjadinya suatu reaksi penebalan membran plasma. Mukopolisakarida yang telah tertimbun dalam granula kortikal dilepaskan ke permukaan. Karena zat ini menyerap air dan membengkak, maka membran vitellina terangkat dari permukaan telur dan membentuk membran fertilisasi. Inilah yang dimaksud dengan reaksi kortikal. Saat sel sperma mencapai inti sel telur atau nukleus, maka terjadi peleburan dua sel gamet (Junquiera and Carneiro, 2005).

Pengujian Kualitas Sperma
Kriteria yang mendukung dikatakannya suatu sperma berkualitas ialah (Darmawan, 2007):
1.         Kuantitas.
Seorang pria dianggap subur bila memiliki lebih dari 20 juta sperma per milimeter cairan mani. Meski begitu, menurut para ahli, memiliki sperma yang sehat (berkualitas) sama pentingnya dengan jumlah sperma yang diproduksi. Dari berjuta-juta sel sperma yang dikeluarkan saat ejakulasi, hanya 200 sel sperma yang bisa mencapai sel telur di tuba falopii (saluran indung telur). Dari jumlah ini, hanya satu sel sperma yang beruntung bisa membuahi sel telur.
2.         Kualitas
Seperti yang telah dibahas di atas, morfologi (bentuk dan struktur) harus sempurna mulai dari kepala, leher, sampai ekor karena ketiganya saling berkaitan. Bila sepertiga dari jumlah sperma yang dihasilkan memiliki bentuk dan struktur yang normal maka kemungkinan terjadinya pembuahan juga makin tinggi. Sperma yang normal memiliki bentuk kepala oval dan ekor panjang untuk mendorongnya maju dan berenang mencapai sel telur. Sperma yang bentuknya besar, kecil, lonjong, keriting, atau memiliki ekor dobel, lebih sulit membuahi sel telur.
3.         Pergerakan
Untuk mencapai target, sperma harus mampu bergerak. Bila tidak bisa bergerak, bisa-bisa sperma malah akan terbawa cairan mani dan menjauhi sel telur. Sel sperma harus dapa bergerak sendiri untuk dapat mencapai sel telur. Sel sperma harus gesit dan berenang sejauh beberapa inci untuk mencapai dan membuahi sel telur.


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Daya Hidup Sperma dan Ovum
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi daya hidup sperma antara lain pH dan suhu. Sel-sel gamet ini akan bertahan dan hidup pada pH tertentu. Temperatur yang dibutuhkan untuk kehidupan sperma adalah 95°-97° F atau 35°-36° C. Jika kondisi ini tidak terpenuhi, maka sel sperma maupun sel telur akan mengalami kematian sel (Sex.ed, 2009).




Apa itu Sperma yang Viabel


Masalah memiliki keturunan tidak hanya meliputi kesehatan si calon ibu saja tetapi faktor calon bapak juga memainkan peranan yang sangat penting. 
Yang menjadi isu di sini adalah apakah sperma bapak cukup sehat untuk membuahi sel telur?

Kasus yang sering dijumpai oligospermia, azoospermia, motilitas rendah dsb.Kuantitas dan kualitas sperma memang sangat variatif antara satu pria dengan yang lainnya, yang mana hal ini dapat   dipengaruhi banyak hal

Apa Itu Sperma?
Sperma dibuat di testikel dalam skrotum di antara penis .  Yang tidak kalah penting dari sperma adalah Semen, yaitu cairan yang memelihara dan membawa sperma.

Apa yang perlu diperhatikan?
Untuk dapat mencapai tujuannya (yaitu pembuahan) terdapat 3 hal yang perlu diperhatikan, yaitu: kuantitas, kualitas dan motilitas.
§  Kuantitas menyangkut kesuburan yaitu tersedianya 20 juta sperma per mm semen.
§  Kualitas meliputi bentuk dan struktur atau mofologi.  Paling tidak sepertiga sperma memiliki bentuk dan stuktur yang normal.
§  Motilitas meliputi kecepatan sperma mencapai target.  Paling tidak setengah jumlah sperma dapat bergerak dapat dikatakan subur.

Bagaimana Mendapatkan Sperma yang Viabel?
§  Konsumsi multivitamin yang mengandung antioksidan seperti vitamin C dan E yang dapat melindungi kerusakan sperma.  Penambahan selenium, zinc dan folic acid dapat membantu mengoptimalkan produksi dan fungsi sperma.
§  Kurangi stress.  Beberapa riset menunjukkan bahwa stress mempengaruhi hormone tertentu yang berperan dalam pembentukan sperma.
§  Olahraga teratur. Selain bermanfaat untuk kesehatan tubuh, olehraga juga memiliki pengaruh yang positif terhadap kesehatan reproduksi.  Namun Olahraga berlebihan tidak disarankan karena menimbulkan perubahan sementara pada hormon yang berakibat pada penurunan kualitas sperma.
§  Kontrol berat badan.  Kurang atau kelebihan lemak akan mempengaruhi hormon reproduksi sehingga dapat menurunkan jumlah sperma.

Faktor Apa yang Membahayakan Sperma?
Karena dalam keadaan yang paling baikpun hanya 50-70% sperma yang mampu membuahi sel telur, berikut keadaan- keadaan yang perlu diperhatikan agar untuk menjga kesuburan:
§  Hati-hati bahaya racun.  Termasuk di dalamnya perlengkapan rumah tangga yang tidak food grade, pestisida, lingkungan yang terkontaminasi logam berat dsb.
§  Jauhi rokok.  Sperma pria perokok  bergerak lebih lambat daripada pria bukan perokok.
§  Batasi alcohol karena dapat menurunkan kualitas dan kuantitas sperma.
§  Jauhi narkoba karena dapat menurunkan densitas dan motilitas sperma, di samping meningkatkan sperma abnormal.
§  Hindari sauna atau mandi berendam di bak panas.  Berendam 30 menit lebih di air bersuhu 40 C atau lebih dapat menurunkan jumlah sperma.
§  Jaga daerah pribadi anda tetap sejuk. Peningkatan suhu di wilayah skrotum dapat mengganggu produksi sperma.
§  Hindari pelumas selama hubungan pasutri. 
§  Penting! Bagi pria yang dalam perawatan seperti diabetes, darah tinggi, asam urat, kemoterapi, konsultasikan dengan dokter mengenai perawatan tersebut dengan masalah fertilitas).

 

 

fertilitas

Kesuburan (Fertilitas)

Berkat kemajuan ilmu dan teknologi dalam berbagai bidang, maka kemakmuran masyarakat Indonesia pada masa sekarang makin meningkat. Hal ini berpengaruh pada makin tingginya taraf pendidikan masyarakat, khususnya wanita, sehingga banyak di antara mereka yang mendahulukan karir dan menunda usia pernikahan atau kehamilan. Kenyataan ini memberikan pengaruh pada makin banyaknya pasangan suami istri (pasutri) yang sukar memperoleh keturunan (subfertil atau infertil).
Pada pihak lain, juga sebagai hasil kemajuan masa kini, angka fertilitas (kesuburan pada pasangan, khususnya wanita) di Indonesia telah dapat ditekan cukup rendah. Temuan sekarang adalah banyaknya keluarga yang mempunyai anggota keluarga minimal. Apabila dahulu adopsi mudah dilakukan karena tersedia cukup banyak anak atau bayi yang akan diserahkan kepada pasutri yang sukar mempunyai anaknya sendiri (infertil), maka sekarang keadaan itu makin sulit. Untuk mencapai keluarga yang bahagia (dan sejahtera) mereka membutuhkan bantuan para pakar infertilitas agar dari keadaan infertil/subfertil (tidak/kurang 'subur') dapat dibuat menjadi fertil ('subur').
Dengan demikian jelas bahwa infertilitas merupakan bentuk kegagalan reproduksi, yang menjadi masalah besar bagi kesehatan dan kehidupan sosial pasangan suami-istri (pasutri) di seluruh dunia. Sekitar 8-10% pasangan di seluruh dunia mengalami infertilitas selama masa reproduksinya. Banyak pasangan yang mendambakan keturunan karena telah beberapa tahun atau bahkan bertahun-tahun menikah tetapi belum berhasil mendapatkan anak (infertil). Meskipun anak bukanlah satu-satunya faktor kebahagiaan dalam rumah tangga, namun kehadiran anak merupakan dambaan bagi pasutri dalam mencapai keluarga yang bahagia dan sejahtera.
Perubahan gaya hidup masa kini yang cenderung mengejar karir dan menunda perkawinan, yang berarti juga menunda mempunyai anak, menyebabkan semakin banyak pasangan yang mengalami masalah infertilitas. Karena pada saat mereka siap untuk memiliki anak mereka telah melewati umur kesuburan optimal (24-25 tahun). Kadang waktu berjalan dengan cepat dan mereka tidak menyadari mempunyai masalah infertilitas sampai mereka mendekati batas atas alami dari umur reproduksi mereka.

Definisi
  1. Fertilitas
    Kemampuan seorang istri untuk menjadi hamil oleh dan melahirkan bayi hidup dari suami yang mampu menghamilinya.
  2. Infertilitas
    Kemampuan reproduksi terganggu, artinya meski pun dapat terjadi pembuahan, tetapi kehamilan yang terjadi terganggu dalam perjalanannya dan berakhir dengan keguguran atau lahirnya bayi yang mati.
  3. Pasangan infertil
    Pasangan suami-istri yang meski dengan sanggama teratur tanpa pemakaian kontrasepsi, dalam masa 12 bulan berturut-turut tak menghasilkan kehamilan dan/atau melahirkan bayi hidup.

Penyebab ketidaksuburan (infertilitas)

Penyebab infertilitas dapat berasal dari pihak istri maupun suami atau kedua-duanya. Kurang lebih 50% infertilitas disebabkan dari pihak istri, 40% dari pihak suami dan 10% tidak terjelaskan (infertilitas idiopatik). Penyebab infertilitas dari pihak istri biasanya adalah : tuba Falloppii tidak normal, ovulasi tidak normal, adanya endometriosis, organ-organ reproduksi tidak normal (vagina, serviks, korpus atau endometrium ), masalah imunologi dan psikologi. Sedangkan penyebab pada pihak suami biasanya adalah jumlah dan mutu sperma yang tidak normal serta masalah psikologi.
Infertilitas dapat disebabkan oleh :
  1. Gangguan pada hubungan seksual , dapat berupa kesalahan teknik sanggama yang menyebabkan penetrasi tak sempurna ke vagina, impotensi, ejakulasi prekoks, vaginismus, kegagalan ejakulasi, dan kelainan anatomik seperti hipospadia, epispadia, penyakit Peyronie.
  2. Gangguan pada pria .
    Jumlah spermatozoa dan transportasinya yang abnormal
    • Jumlah sperma kurang < 20 juta (oligozoospermia), gerak spermatozoa lemah dan lambat (astenozoospermia), atau bentuk spermatozoa abnormal (teratozoospermia ), volume sperma < 2 ml, kandungan fruktosanya < 1.200 mg/ml.
    • Varikokel
    • Getah serviks sedikit jumlah
    • Ejakulasi membalik (retrogad )
    • Hormon abnormal
  3. Gangguan ovulasi dan hormonal lain .
    Pembuahan tidak akan terjadi bila istri tidak menghasilkan sel telur (ovum) yang dapat dibuahi. Kegagalan ovulasi dapat bersifat primer yang berasal dari ovarium seperti penyakit ovarium polikistik, atau bersifat sekunder akibat kelainan pada poros hipotalamus-hipofisis.
    • Gangguan ovulasi hipotalamik
      Kegagalan hipotalamus untuk memicu ovulasi adalah masalah gangguan ovulasi yang paling sering terjadi. Gejala-gejala klinisnya adalah amenorea atau oligomenorea, SBB abnormal, kadar LH dan FSH rendah.
    • Penyakit ovarium polikistik
      Gejalanya adalah dilihat dari gambaran USG ovarium membesar dengan banyak kista, peneraan kadar hormon FSH yang rendah, nisbah LH/FSH 2:1 atau 3:1 dan kadangkala dengan peningkatan kadar prolaktin.
    • Hiperprolaktinemiaatau peningkatan kadar prolaktin serum dapat menyebabkan galaktorea dan mengganggu fungsi ovulasi.
    • Hiperandrogenemia dengan gejala klinis peningkatan kadar androgen serum, virilisasi, hirsutisme, gangguan haid.
    • Gangguan ovarium dini. Ovarium menghasilkan sel telur yang tidak matang.
    • Gangguan fase luteal. Ovulasi terjadi secara normal tetapi ovarium tidak menghasilkan progesteron yang memadai untuk implantasi
    • Pemecahan kantong telur (folikel) dini sehingga menghasilkan sel telur yang tidak matang
    • Sindrom kantong telur matang tak pecah sehingga sel telur tidak dapat dikeluarkan dari kantong telur matang.
  4. Endometriosis
    Terutama pada endometriosis derajat sedang dan berat dapat mengganggu fertilitas.
  5. Infeksi TORSH-KM (toksoplasma, rubella, sitomegalus, herpes simpleks, klamidia, mikoplasma)
  6. Kelainan pada tempat implantasi: uterus dan endometrium. Bentuk uterus abnormal, miom (tumor jinak) rahim, kerusakan serviks, kelainan kongenital, endometriosis, dan perlekatan uterus.
  7. Kelainan pada saluran telur (tuba Falloppii)
    Hipoplasia kongenital, penempelan fimbria (ujung saluran telur), hambatan tuba karena salpingitis atau peritonitis pelvis, appendisitis, sterilisasi tuba, tuba spasme.
  8. Gangguan peritoneum
    Gangguan imunitas, adanya zat anti terhadap spermatozoa.


Pemeriksaan ketidaksuburan (infertilitas)

Pada tahap awal sebaiknya pasutri memeriksakan diri secara bersama-sama, kemudian pemeriksaan suami dan istri dilakukan terpisah. Tahapan pemeriksaan adalah :
I. Tahap wawancara
Tahap awal merupakan wawancara untuk pengumpulan data-data pasien tentang jatidiri, riwayat kesehatan, riwayat perkawinan terdahulu dan sekarang, riwayat infertilitas, riwayat hubungan seksual, dan riwayat reproduksi.
II. Tahap pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik baik suami maupun istri meliputi :
  1. Keadaan fisik secara umum, seperti tinggi, berat, sebaran rambut, dll.
  2. Keadaan alat-alat reproduksi, seperti testis, vagina, klitoris, rahim, dll.
III.Tahap pemeriksaan laboratorium
  1. Pria Analisis sperma untuk mengetahui mutu air mani dan spermatozoanya, meliputi jumlah sperma/ml, bentuk, gerakan, jumlah dan persentase yang hidup serta pencairan air mani.
  2. Wanita
    • Pemantauan ovulasi, untuk menentukan apakah ovarium menghasilkan sel telur yang matang. Pemantauan ovulasi ini dapat dilakukan dengan beberapa cara :
      1. Riwayat siklus haid: siklus haid yang teratur dan normal, nyeri per-tengahan siklus, perdarahan atau peningkatan luah atau cairan va-gina (vaginal discharge), mastalgia prahaid menandakan ovulasi telah terjadi.
      2. Uji pakis: pemeriksaan pada hari ke-23-28 siklus haid, istri diminta datang untuk pengambilan getah serviks dari kanal endoserviks ke-mudian dikeringkan pada gelas objek dan diperiksa pengaruh estro-gen. Jika tidak terdapat pola daun pakis dan kristal getah serviks berarti ovulasi telah terjadi.
      3. Suhu Basal Badan (SBB): SBB diperiksa setiap bangun pagi hari se-belum melakukan aktivitas apapun. Nilainya ditandai pada kertas grafik. Jika wanita berovulasi, grafik akan memperlihatkan pola bifasik dengan tukik pada pertengahan siklus.
      4. Sitologi vagina atau sitologi endoserviks: memantau perubahan pada sel-sel yang tereksfoliasi selama fase luteal (pengaruh progesteron).
      5. Biopsi endometrium (mikrokuretase): dapat dilakukan secara poliklinis dengan pembiusan ringan atau tanpa pembiusan. Dengan memakai kuret kecil. Dilakukan pada 5-7 hari sebelum hari haid berikutnya.
      6. Laparoskopi diagnostik : melihat secara langsung adanya bintik ovu-lasi atau korpus luteum sebagai hasil ovulasi.
      7. Peneraan hormon: menentukan kadar hormon dalam darah, urin mau-pun liur (saliva). Kadar normal dalam satu siklus :
Jenis hormon
Pasca ovulasi
 
Fase siklus haid

                   
Satuan
Praovulasi
ovulasi

FSH
mUI/ml
5-20
15-45
5-12
LH
mUI/ml
5-15
30-40
5-15
PRL
ng/ml
-
5-25
-
E2
pg/ml
25-75
200-600
100-300
P
ng/ml
<5
5-8
10-30








di laboratorium

ne lagi penelitian bersama kawan sesama laboran....
salam kenal semua ya,,, guys,,,